Sugeng rawuh ing "Sinau Jawa". Blog menika minangka salah satunggalipun pambudidaya nguri-uri kabudayan Jawa, tilaranipun linuhung Jawa. Nyuwun Pangapunten awit kathah kekiranganipun. Matur nuwun.

Saturday 26 December 2009

CERITA SINGKAT PETILASAN MAKAM JOKO BUDUG / R. HARYO BANGSAL

Joko Budug nama lengkapnya adalah Raden Haryo Bangsal Putra Raja Majapahit.
Pada suatu ketika Joko Budug / R. Haryo Bangsal pergi dari rumah sampailah di desa Bayem Taman Daerah Sine Ngawi mampir ke rumah Mbok Rondo Dadapan sampai beberapa waktu.

Di dekat desa Bayem Taman ada Kerajaan yang namanya Kerajaan POHAN. Raja POHAN mempunyai Pohon Pisang Pupus Cinde Mas, di Gunung Liliran, Pada musim kemarau pohon pisang Pupus Cinde Mas layu. Raja Pohan mengadakan Sayembara “ Barang Siapa yang bisa mengalirkan air ke pohon pisang Pupus Cinde Mas, Kalau laki-laki akan dijodohkan dengan putrinya, kalau wanita akan dijadikan Sedulur Sinorowati / anak angkat “.

Joko Budug mendengar bahwa Raja Pohan mengadakan sayembara, Beliau pamit akan mohon do’a restu pada Mbak Rondo Dadapan, Mbok Rondo Dadapan merestui akhirnya Joko Budug mengikuti Sayembara tersebut. Dengan kesaktiannya Joko Budug berhasil membuat terowongan dengan tangan kosong, sehingga air mengalir ke tanaman pohon pisang Pupus Cinde Mas. Akhirnya Joko Budug akan dikawinkan dengan Putri Raja Pohan. Berhubung Joko Budug badannya rata penyakit kulit/gudig. Raja Pohan memerintahkan Patih untuk memandikan/mbilasi Joko Budug di Sendang Gampingan sekarang dukuh Gamping. Sang Patih melaksanakan perintah Raja. Sang Patih agak kurang pendengarannya/tuli Perintah Sang Raja untuk mbilasidi dengar sang patih untuk Nelasi. Sampai disekat Sendang Gampingan Joko Budug dihabisi/dibunuh.

Setelah itu dibuatkan lubang kubur sepanjang orang biasa, setelah dimasukkan ternyata tidak muat, jasadnya tidak bisa masuk lubang kubur dan penjangnya ditambah lagi mencapai 11 (sebelas) meter. namun tidak cukup juga.
Pada waktu itu sesepuh Kerajaan Pohan mendapat wangsit agar Joko Budug dimakamkan bersama Calon Istrinya (anak Raja Pohan) di gunung Liliran. Akhirnya Joko Budug di makamkan digunung liliran bersama calon istrinya.
Akhirnya Sang Raja Majapahit mendengar kematian Putranya (Joko Budug ) jasad keduanya di bawa ke Majapahit.

Demikian cerita singkat Makam Joko Budug alias R. Haryo Bangsal yang terletak di Gampingan yang sekarang di sebut dukuh Gamping dan di gunung liliran tinggal petilasan makam.

Sampai sekarang Petilasan Makam Joko Budug ( R. Haryo Bangsal ) yang berada di Gamping maupun di Gunung Liliran banyak pengunjung yang ziarah terutama pada malam Jum’at Legi bulan Suro .

(Penelitian Folklor lisan eks solo r4 pbsj unnes 08';Sumber:Mbah Karyo Wirono alias Simin.
Share:

3 komentar:

[◣_◢] Yoni Akhmad | said...

Numpang Lewat...

Mampir ning nggonku y
http://sastra-jawa007.blogspot.com/
http://www.yoniahmad.10001mb.com/
http://dengarkansuaraku.blogspot.com/

iki blog hima wingi
http://hima-jawa-unnes.blogspot.com/

edot said...

wah capid bloge wis apik

Unknown said...

nggih mas yon..

edot: semangat!!

Main Menu