1. Jamuran
Permainan ini dilakukan oleh sekelompok
orang minimal 4 orang. Pemainnya berdiri melingkar dan bergandengan tangan. Ada
salah satu pemain yang berdiri di tengah-tengah. Biasanya orang yang jadi
(masang). Para pemain berputar sambil menyanyikan lagu jamuran.
Kemudian yang berada ditengah / yang jadi
meminta. Misalnya meminta jamur kethek menek. Semua pemain harus memanjat.
Berarti dia yang jadi (masang).
2.Bekelan
Permainan ini bisa dimainkan oleh dua
orang, yang satu sebagai lawan mainnya. Permainan ini dilakukan secara
bergantian. Apabila satu pemain kalah, pemain yang satu yang memainkan begitu
seterusnya. Alatnya berupa bola bekel dan empat buah batu kerikil. Cara
bermainnya, bola bekel dilempar ke atas dengan pelan. Kemudian mengambil batu
yang berada di bawah. Lalu kembali menangkap bola yang melambung tadi, sebelum
bola jatuh ke tanah. Pertama, ambil batunya satu persatu, lalu dua per dua,
lalu 3, lalu 4, begitu seterusnya.
3.Dakon
Permainan ini tidak hanya sering dilakukan
oleh masyarakat. Namun permainan ini juga dilakukan oleh puteri raja dalam
keraton Dalam keraton biasanya menggunakan kecik (biji sawo). Selain biji sawo
juga bisa menggunakan kerikil. Setiap lingkaran diberi kerikil 5 buah. Kecuali
lingkaran yang berada disamping. Lingkaran itu dibiarkan kosong karena untuk
menempatkan hasilnya. Permainan ini dimainkan oleh dua orang secara bergantian.
4.Bedelikan
Permainan ini biasanya dilakukan oleh 5-7
orang atau lebih. Biasanya dilakukan pada siang hari atau juga sore hari.
Pemain yang jaga biasanya pemain yang kalah pinsut. Pemain yang jaga menutup
matanya lalu menghitung dari 1 sampai 10. pemain yang lain bersembunyi ditempat
yang kira-kira dianggapnya aman dan tidak diketahui oleh yang jaga. Pemain yang
bisa ditemukan oleh pemain yang jaga berkumpul lalu pinsut dan yang kalah
pinsut menjadi yang jaga. Di daerah Boyolali permainan ini sering disebut
ambbellan atau delikan.
5.Sudamanda (engklek)
Di daerah Boyolali permainan ini sering
disebut Brok. Permainan ini biasanya dilakukan oleh 3-5 orang. Permainan ini
menggunakan gancu (pecahan genting). Permainan ini dimainkan sesuai dengan
bidangnya. Pemain melempar gancu kedalam kotakan bidang. Lalu pemain berjalan
menggunakan satu kaki atau engklek. Pemain deprok apabila berada di tempat yang
dianjurkan untuk deprok. Pemain kembali engklek kemudian mengambil gancu.
Ulangi permainan tersebut sampai akhir. Setelah gancu berhasil menempati semua
kotakan, lalu pemain berjalan dengan mata tertutup untuk mencari gancunya sendiri.
Apabila pada saat berjalan pemain menginjak garis, berarti permainan diulangi
lagi setelah temannya bermain. Setelah gancunya berhasil didapatkan, pemain
membelakangi bidang kemudian melempar gancu tersebut ke bidang. Setelah dapat,
maka pemain mendapatkan tempat untuk deprok dan tempat itu tidak bisa dijamah
oleh pemain lainnya.
6.Apolo
Di daerah Boyolali permainan ini sering
disebut Boinan. Permainan ini biasanya dilakukan oleh 3-5 orang atau lebih.
Permainan ini menggunakan pecahan genting yang ditumpuk-tumpuk. Kemudian para
pemain melemparnya dengan menggunakan bola kasti. Pemain dibagi menjadi 2
kelompok. Kelompok yang menang dan kelompok yang jaga. Apabila salah satu
pemain dari kelompok yang menang berhasil merobohkan tumpukan genteng pemain
yang menang berlari, lalu pemain yang kalah berusaha melempar bola tersebut ke
pemain yang menang sambil menata tumpukan genteng. Apabila genteng berhasil
ditumpuk, maka kelompok pemain yang menang menjadi kalah.
7.Bentik
Permainan ini biasanya dilakukan oleh 5
orang atau lebih. Para pemain dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok jaga dan
kelompok main. Permainan ini menggunakan bambu/bilah. Yang satu panjang dan
yang satu pendek. Memainkanya, bambu yang pendek ditempatkan ditanah yang sudah
dilubangi dengan arah melintang menyerupai jembatan. Lalu bambu yang panjang
dimasukan dalam lubang dan mengangkat bamboo yang kecil sehingga melambung.
Pemain yang jaga menangkap bambu tersebut.
Apabila tertangkap mendapatkan poin. Lalu
bambu yang panjang ditaruh diatas tanah yang berlubang tadi. Apabila berhasil
mengenai bambu yang panjang maka pemain yang main menjadi kalah dan bergantian
menjadi jaga.
8.Cublak-cublak suweng
Dimainkan oleh beberapa orang. Ada satu
yang tengkurap. Sedangkan yang lain meletakan tangannya diatas punggung orang
yang tengkurap tadi. Sambil menyanyikan lagu cublak-cublak suweng ada seorang
anak yang membawa kerikil kemudian diletakkan secara berurutan sampai lagu
selesai. Setelah selesai kerikil itu ada digenggaman salah seorang anak dan yang
tengkurap menjawab siapa yang membawa kerikil itu. Bila benar, si pembawa
kerikil akan jaga. Jika salah, dia tetap jaga.
9.Pak tepong
Dimainkan oleh beberapa orang. Sebelumnya
dibuat garis sebagai batas pelempar dan beberapa meter didepannya dibuat lingkaran.
Setiap pemain melemparkan gacuknya ke dalam lingkaran. Bagi yang gacuknya
diluar lingkaran dan paling jauh, dia harus jaga. Si penjaga menata gacuk. Ke
atas kemudian ia harus menutup matanya. Saat dia menutup mata, teman-temannya
bersembunyi. Dia harus mencari kawannya. Bila dia melihat temannya, dia harus
memegang kacuk dan berkata pak tepong. Namun kawannya juga bisa menendang
gacuk-gacuk itu. Saat itulah kawan-kawan lain bisa bersembunyi lagi sementara
penjaga menata kembali gacuk-gacuk itu. Yang digunakan sebagai gacuk biasanya
adalah serpihan genting dan kaca.
10.Betengan
Dimainkan oleh beberapa orang. Cara
bermainnya yaitu ada dua buah pohon yang letaknya berseberangan. Tiap pohon
dihuni oleh beberapa orang. Caranya yaitu perkelompok berusaha untuk memegang
kelompok lawan. Namun dalam usahanya it dihalang-halangi oleh pemilik pohon.
Bila lawan ada yang dipegang pemilik maka lawan itu menjadi milik pemilik. Dan
jika bisa memegang pohon lawan maka ia menjadi pemenang. Benda yang dibutuhkan
yaitu dua buah pohon.
11.Bat engklek
Dimainkan lebih dari satu orang. Ada dua
macam batengklek yaitu batengklek biasa dan montor mabur. Bathengklek biasa
berbentuk segiempat yang dibagi-bagi sedangkan montor mabur berbentuk pesawat terbang.
Cara bermainnya sama, gacuk dilempar sesuai urutan kemudian pemilik engklek
pada kotak-kotak yang ditentukan. Jika semuanya sudah selesai, pemilik akan
mendapatkan sawah jika lemparan gacuk masuk pada kotak-kotak tadi. Alat : gacuk
(serpihan genting, kaca, uang).
12. Mbar Suru
Mbar suru adalah permainan rakyat yang ada
di daerah eks karisidenan Surakarta khususnya di daerah Boyolali. Permainannya
adalah dengan biji Flamboyan atau Asam, disebar di lantai, tidak boleh melewati
garis ubin, kemudian diserok dengan kertas atau plastik yg dijepitkan di antara
jemari. Ketika menyerok 2 biji yg berdempetan, tidak boleh menyentuh biji yg
tidak diserok. Jika menyentuh, artinya harus berganti pemain. Permainan ini
diawali dengan masing-masing pemain menyertakan 'modal' biji, misalnya 5 atau
10 dan pada akhir permainan, dihitung siapa yg lebih untung.
13.Ancak-ancak Alis
Jenis permainan tradisional anak-anak yang
ada di daerah sekitar eks karisidenan Surakarta ini, dalam proses permainannya
menggunakan istilah-istilah yang berhubungan dengan pertanian. Ketentuan jumlah
pemain dalam permainan ini tidak ada, semakin banyak anak-anak yang terlibat
dalam permainan ini akan semakin meriah. Tempat permainannya biasanya dipilih
yang luas dan rata.
Cara bermainnya yaitu pertama-tama semua
pemain bersepakat untuk memilih dua orang yang diantara mereka cenderung
memiliki kekuatan, ketinggian, dan besar badan yang sama untuk menjadi petani.
Kemudian petani ini segera menyingkir dari kelompok permainan untuk berunding
mengenai nama-nama yang diambil dari istilah pertanian, misalnya A memilih nama
jagung dan B memilih nama kacang. Kemudian kedua petani berdiri berhadapan
dengan kedua tangan diangkat keatas dan mereka saling menepuk tangan sambil
menyanyikan ancak-ancak alis. Masing-masing lagu ini di daerah Jawa ada
perbedaan antara daerah yang satu dengan yang lainnya.(cia pbsj unnes 2007;r4)
(Oleh: Kelompok 2 Penelitian Foklor eks
Karesidenan Surakarta, Dosen: Sukadaryanto;Rombel 4 Chafid dkk;
PBSJ-BSJ-FBS-UNNES Universitas Negeri Semarang)
No comments:
Post a Comment