Main Menu

Pages

Saturday, 26 December 2009

Pertapaan Kahyangan Dlepih (Cerita Prosa Rakyat ( Kab.Wonogiri))

Pertapaan kahyangan Dlepih :
Mite ini sangat dipercayai oleh masyarakat wonogiri terutama Tirtomoyo tentang kesaktian seseorang yang mampu berhubungan dengan bangsa jin. Konon yang bertapa di Kahyangan Dlepih bukan hanya Sunan Kalijaga dan Panembahan senopatisaja, tetapi juga Raden mas Rangsang dan Pangeran Mangkubumi. Oleh karena itu Kraton mataram selalu mengadakan upacara labuhan di tempat tersebut.
Lokasi : Dlepih, Kec. Tirtomoyo
Waktu Tempuh : ± 1 jam 30 menit dari pusat kota Wonogiri.

Potensi :
- Tempat ritual
- Panorama alam yang indah
- Event tahunan sedekah bumi

Wisata ritual Kahyangan adalah tempat petilasan pertapaan Raja-raja tanah Jawa. Ditempat inilah Danang Suto Wijoyo mendapatkan wahyu Raja dan kemudian setelah menjadi Raja bergelar Panembahan Senopati. Di tempat ini pulalah Danang Suto Wijoyo mengadakan perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul untuk bersama-sama membangun Pemerintahan di Jawa ( Mataram).

Obyek wisata ini tepatnya terletak di desa Dlepih Kecamatan Titromoyo, berjarak 50 km arah tenggara dari Kota Wonogiri. Sampai sekarang tempat ini dikeramatkan oleh Kasultanan Yogyakarta, terbukti setiap 8 tahun (sewindu) sekali di adakan upacara Labuhan Ageng.

Begitu pula pada malam Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon setiap bulan Suro, Pemkab Wonogiri mengadakan upacara Sedekah Bumi, di lanjutkan pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk. Upacara tersebut adalah sebagai wujud terima kasih dan doa rakyat Wonogiri kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selalu diberi keselamatan dan ketenteraman.

Obyek wisata ini selalu dipadati pengunjung yang akan melakukan meditasi, menyatu dengan kekuasaan Ilahi, agar terkabul permohonannya. Kegiatan ini berjalan setiap hari, dan mencapai puncaknya pada malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon.(Sumber: http://www.pariwisata.wonogirikab.go.id/home.php?mode=content&id=236).


Cerita ini mengajarkan bagi kita untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada daya dan upaya kecuali atas ridha-Nya. Kahyangan Dlepih itu hanya merupakan tempat saja, sedangkan permintaan atau permohonan itu tetap kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(penelitian Folklor lisan daerah eks solo; R. 4 Pbsj Unnes 2008')

No comments:

Post a Comment