Sugeng rawuh ing "Sinau Jawa". Blog menika minangka salah satunggalipun pambudidaya nguri-uri kabudayan Jawa, tilaranipun linuhung Jawa. Nyuwun Pangapunten awit kathah kekiranganipun. Matur nuwun.

Thursday, 24 December 2009

TEATER RAKYAT JAWA



Bentuk foklor teater atau drama rakyat yang ada di daerah sekitar eks karisidenan Surakarta diantaranya adalah wayang, ketoprak, reog dankesenian yang lainnya. Wayang sebagai hasil karya seni nenek moyang telah mengalami perubahan baik dari segi seni pertunjukan maupun kreasi terhadap bentuk para tokoh pewayangan. Wayang yang ada di karisidenan Surakarta diantaranya adalah:

1.Wayang Suket
Wayang suket merupakan bentuk tiruan dari berbagai wayang kulit yang terbuat dari rumput atau suket. Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita perwayangan pada anak-anak di desa-desa Jawa. Sebenarnya wayang Suket merupakan dolanan anak-anak yang ada di desa. Ketika kerbau, sapi atau kambing sibuk makan rumput, bocah angon (anak gembala) mencoba menirukan para dalang yang memainkan wayang. Jadilah, rumput-rumput di sekitarnya dimanfaatkan untuk dijadikan model wayang, layaknya seorang dalang.
Wayang ini dinamakan wayang suket karena wayang yang dimainkan terbuat dari rumput atau suket. Di sini rumput yang biasa digunakan untuk memebuat wayang suket ini adalah rumput teki, rumput gajah atau mendong, alang-alang yang biasa dianyam jadi tikar.

2.Wayang Madya
Wayang madya merupakan wayang kulit yang diciptakan oleh Mangkunegara IV sebagai penyambung cerita wayang purwa dan wayang gedog. Cerita wayang madya merupakan peralihan cerita wayang purwa kecerita panji. Salah satu cerita wayang madya yang terkenal adalah cerita angling dharma. Selain itu wayang madya juga menceritakan sejak wafatnya Prabu Yudayana sampai Prabu Jayalengkara naik tahta.

3.Wayang Purwa
Wayang Kulit Purwa merupakan jenis wayang yang paling populer di masyarakat sampai saat ini. Wayang Kulit Purwa mengambil cerita dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Peraga wayang yang dimainkan oleh seorang dalang terbuat dari lembaran kulit kerbau (atau sapi) yang dipahat menurut bentuk tokoh wayang dan kemudian disungging dengan warna warni yang mencerminkan perlambang karakter dari sang tokoh.. agar lembaran wayang itu tidak lepas, maka digunakan kerangka penguat yang membuatnya menjadi kaku. Kerangka itu disebut ”cempurit” yang terbuat dari tanduk kerbau atau kulit penyu. Pagelaran wayang kulit purwa diiringi dengan seperangkat gamelan sedangkan penyanyi wanitanya disebut pesinden yang menyanyikan gending-gending tertentu disebut pesinden atau warangga.

4.Wayang Gedog
Wayang Gedog atau Wayang Panji adalah wayang yang memakai cerita dari serat Panji. Wayang ini mungkin telah ada sejak zaman Majapahit. Bentuk wayangnya hampir sama dengan wayang purwa. Tokoh-tokoh kesatria selalu memakai tekes dan rapekan. Tokoh-tokoh rajanya memakai garuda mungkur dan gelung keling. Dalam cerita Panji tidak ada tokoh raksasa dan kera. Sebagai gantinya, terdapat tokoh Prabu Klana dari Makassar yang memiliki tentara orang-orang Bugis. Namun, tidak selamanya tokoh klana berasal dari Makassar, terdapat pula tokoh-tokoh dari Bantarangin (Ponorogo), seperti Klana Siwandana, kemudian dari Ternate seperti prabu Geniyara dan Daeng Purbayunus, dari Siam seperti Prabu Maesadura, dan dari negara Bali.
Dalam pementasannya, wayang gedog memakai gamelan berlaras pelog dan memakai punakawan Bancak dan Doyok untuk tokoh Panji tua , Ronggotono dan Ronggotani untuk Klana, dan Sebul-Palet untuk Panji muda. Seringkali dalam wayang gedog muncul figur wayang yang aneh, seperti gunungan sekaten, siter (kecapi), payung yang terkembang, perahu, dan lain-lain. wayang ini dinamakan wayang gedog karena kebanyakan tokoh dalam wayang ini memakai kuda sebagai kendaraannya.

5.Wayang Krucil
Wayang krucil tak jauh beda dengan wayang kulit, hanya bahan bakunya yang berbeda. Wayang kulit terbuat dari kulit binatang, sedangkan wayang krucil dari kayu. Namun sebenarnya wayang krucil dengan wayang kulit mempunyai banyak perbedaan, jika wayang kulit cerita yang diambil ramayana atau kisah mahabarata, namun untuk wayang krucil berisikan sejarah bangsa dan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Pementasan wayang krucil sendiri dimulai dengan Tari Remong yang diiringi dengan tembang-tembang Jawa. Selesai Tari Remong giliran sang dalang untuk mengelar pentas. Sebelum memainkan wayang-wayang krucil terlebih dahulu sang dalang memainkan dua buah wayang golek yang bertindak sebagai waranggono dan sindennya.

6.Wayang Klitik
Wayang Klitik adalah wayang yang terbuat dari kayu. Berbeda dengan wayang golek yang mirip dengan boneka, wayang klitik berbentuk pipih seperti wayang kulit. Cerita wayang klitik juga berbeda dengan wayang kulit. Di mana cerita wayang kulit diambil dari wiracarita Ramayana dan Mahabharata, sedangkan cerita wayang klitik diambil dari siklus cerita Panji dan Damarwulan. Dalam adegan ini Damarwulan dan Anjasmara berhadapan dengan Raden Layang Seto dan Layang Kumitir. Ciri khas dari wayang ini adalah dalang kalau memerannkan adegan perang dengan tarikan,sulukan dengan tembang mocopat. Adapun dialog perakapan seprti wayang purwa.Timbulnya kesenian ini sejak kerajaan Singosari,

7.Wayang Wong
Wayang wong di Surakarta lahir pada jaman pemerintahan Mangkunegara I ( Pangeran Sambernyawa). Wayang wong dikalangan istana dan bermunculanlah perkumpulan-perkumpulan wayang orang yang mengadakan pertunjukan di pasar-pasar malam atau taman-taman hiburan lainnya. Di lingkungan istana wayang orang ini digelarkan di pendapa sedangkan di luar istana digelarkan di panggung prosencium dan bahkan telah pula mempergunakan sarana-sarana pentas yang lengkap pula. dialog yang digunakan adalah dialaog bentuk prosa dengan gaya yang mirip pecakapan sehari-hari.
Pada dasarnya, cerita atau peran yang ditampilkan dalam pertunjukan wayang orang tidak berbeda dengan wayang kulit. Biasanya lakon yang dibawakan adalah lakon dalam cerita epik seperti Mahabrata dan Ramayana. Bedanya jika dalam wayang kulit peran itu ditampilkan dalam sosok wayang, maka dalam wayang orang lakon atau peran semacam itu dibawakan oleh orang atau wong dalam bahasa jawa. Sedangkan tugas dalang wayang wong tidak jauh berbeda dengan dalang wayang kulit. Namun tugas dayang wong lebih ringan karena para pelakon melakukan percakapan sendiri. Dalang wayang wong hanya menyampaikan sedikit narasi baik ketika membuka pertunjukan, di tengah pertunjukan atau di akhir pertunjukan.
Wayang wong memiliki gerakan-gerakan tertentu yang harus dipatuhi oleh para penarinya. Untuk para penari laki-laki, beberapa gerakannya adalah alus, gagah, kambeng, bapang, kalang kinantang, kasar, gecul, kambeng dengklik, dan kalang kinantang dengklik. Sedangkan gerakan para penari perempuan sering disebut nggruda atau ngenceng encot. Ada 9 gerakan dasar atau joged pokok yang ditampilkan para penari wanita serta 12 joged gubahan atau gerakan tambahan serta joged wirogo yang memperindah tarian yang ditampilkan. Wayang wong ini diciptakan setelah wayang kulit oleh Raden Panji Asmarabangun, putra Lembu Amiluhur yaitu raja dari kerajaan Jenggala.

8.Teater Nini Towok
Teater ini diperagakan oleh dua orang pemain. Teater ini menggambarkan gerak-gerik para pemuda-pemuda pedesaan yang sedang bermain-main dengan sebuah boneka yang dibuat dari siwur (alat pengambil air yang terbuat dari tempurung kelapa). Menggambarkan gerakan-gerakan tadi karena tempurung tadi kemasukan roh halus. Dan sekarang ini yang sering disebut dengan jailangkung.

9.Wayang Kulit
Sesuai dengan namanya, wayang kulit terbuat dari kulit binatang (kerbau, lembu atau kambing). Wayang kulit dipakai untuk memperagakan lakon-lakon dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana, oleh karena itu disebut juga Wayang Purwa. Sampai sekarang pertunjukan wayang kulit disamping merupakan sarana hiburan juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacara adat seperti: bersih desa, ngruwat dan lain-lain. Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan kurang lebih sebanyak 18 orang pendukung. Satu orang sebagai dalang, 2 orang sebagai waranggana, dan 15 orang sebagai penabuh gamelan merangkap wiraswara. Rata-rata pertunjukan dalam satu malam adalah 7 sampai 8 jam, mulai dari jam 21.00 sampai jam 05.00 pagi. Bila dilakukan pada siang hari pertunjukan biasanya dimulai dari jam 09.00 sampai dengan jam 16.00. Tempat pertunjukan wayang ditata dengan menggunakan konsep pentas yang bersifat abstrak. Arena pentas terdiri dari layar berupa kain putih dan sebagai sarana tehnis di bawahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkan wayang. Sebagai pedoman dalam menyajikan pertunjukan wayang kulit biasanya seorang dalang akan menggunakan pakem pedalangan berupa buku pedalangan.

10.Ketoprak
Ketoprak adalah kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama, ketoprak ini timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa Mangkunegaran. Sebagai ilustrasi diiringi Gamelan yang berupa lesung,alu,kendang dan seruling, karena cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindirian kepada pemerintah atau kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang. Namun karena kesenian rakyat akhirnya tetap berkembang di daerah pedesaan atau pesisiran.Setelah sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan ceritanya. Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa jawa.

11.Wayang Sadat
Wayang sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa wayang kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita cerita sejarah Islam dan ceritanya diambil dari cerita akhir kerajaan Majapahit sampai awal kerajaan Mataram.
Wayang sadat ini dapat dipentaskan siang hari amaupun malam hari, kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang dengan diiringi gamelan lengkap slendor dan pelog. Keistimewaan:
Teknik pakeliran bersifat kontemporer menurut jalan ceritanya
Jajar pertama tidak harus atau mesti kraton
Untuk kayon atau gunungan sebelah kanan gunungan didampingi pohon beringin dan gunungan sebelah kirinya didampingi pohon kelapa
Warna kelir kuning, bingkai hijau dengan ukuran kurang lebih 3,5 meter lebar 2 meter dan lama pementasan menurut kebutuhan, dialog percakapan dengan bahasa jawa. Timbulnya kesenian ini sejak tahun 1970.

12.Wayang Babad
Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit yang ceritanya diambil dari cerita babad atau ketoprak. Wayang babad ini bisa dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringin gamelan lengkap slendro dan pelog. Kesenian ini dimainkan oleh seorang dalang, adapun cerita wayang babad ini bertemakan cerita-cerita yang mirip dengan ketoprak. Keistimewaannnya adalah bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa, melainkan seperti bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya, adapun timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka penerangan kepada masyarakat sampai sekarangh klesebian ini masih terpelihara dengan baik di desa ceporan kecamatan gantiwarno.

(diposting oleh cia pbsj 07' unnes)
(disusun oleh kelompok penelitian folklor setengah lisan rombel 4 angkatan 2oo8 (Ita Mustikaningrum dkk) Dosen Bapa Sukadaryanto, PBSJ-BSJ-FBS-UNNES Universitas Negeri Semarang)
Share:

0 komentar:

Main Menu